Durasi bermain dapat dikontrol
Melihat
realita tersebut, dua orang asal Kulon Progo berhasil menciptakan sebuah
aplikasi yang ditujukan bagi para gamers agar dapat mengurangi intensitas
mereka dalam bermain game. Faturahman Yudanto (20) dan Wahyu Satrio Nugroho
(20) berhasil menciptakan aplikasi AntiCandu yang dibuat pada tahun 2013 dan
berhasil menyabet medali perak dalam Olimpiade Penelitian Sains Nasional (OPSI)
2013 di Jakarta.
Proses
pembuatan aplikasi ini terbilang lama, lebih dari 3 bulan, Satrio menyampaikan
kalau membuat software aplikasi itu tidaklah mudah, “butuh mikir dulu bagaimana
cara mainnya, baru disusun dalam Bahasa kode” Ujar Rio. Setelah Bahasa kode
tersusun dan mendekati proses akhir perlu ditest apakah terdapat kesalahan
dalam aplikasi tersebut. Jika sudah dirasa sesuai dengan harapan, maka softwire
aplikasi AntiCandu bisa dipublikasikan untuk masyarakat, Yuda dan Satrio
mempublikasikannya lewat web milik mereka sendiri dan membagikan linknya kepada
orang-orang disekitarnya dengan harapan agar link tersebut segera tersebar.
Sistem kerja antiCandu
Sistem
kerja aplikasi AntiCandu adalah membatasi waktu bermain game hanya 3 jam dalam
24 jam. Jadi setelah gamers bermain game selama 3 jam, maka game tersebut tidak
akan dapat dijalankan dan harus menunggu hari berikutnya. Aplikasi ini dirasa
cukup efektif bagi para orang tua yang ingin mengontrol anaknya untuk tidak
berlama-lama bermain game dan bagi para gamers yang ingin insyaf dari kecanduan game. AntiCandu dapat diaplikasikan ke
computer ataupun smartphone. Saat ini AntiCandu sudah diunduh sebanyak 873 kali
sejak pertama kali dirilis November 2013, dan diharapkan semakin banyak diunduh
untuk membantu masyarakat menangani fenomena kecanduan game yang menurunkan
produktifitas bangsa.
Dengan
membatasi durasi bermain game, diharapkan menjadi hal positif bagi para pecandu
game agar tidak terlalu banyak menghabiskan waktu didepan layar computer. Para
pemuda adalah asset bangsa dan calon pemimpin kelak, jika terlalu banyak
bermain game bisa sangat menghawatirkan dampaknya bagi mental para pemuda.
Mereka akan individualis, tempramen dan tidak peka terhadap lingkungan sekitar
karena kebiasaan bersenang-senang denga diri mereka sendiri.
(Helmi Iqbal M / 153150101)
0 komentar:
Posting Komentar