Cari

The Lost World, Proyek Siluman di Lereng Merapi

Pembangunan The Lost World Castle yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) dinyatakan telah melanggar peraturan. Bangunan megah tersebut dibangun sejak 2013 tanpa memiliki ijin dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (DPMPPT) Kabupaten Sleman.

Kerak Telur, Jajanan Betawi Yang Mendulang Untung di Perayaan Sekaten

Kerak telur banyak dijajakan di Perayaan Pasar Malam Sekaten (PMPS) yang berlangsung mulai tanggal 10 November hingga 30 November di Alun-alun Utara Yogyakarta. Kurang lebih ada sekitar 20 penjual kerak telur yang memanfaatkan event besar ini untuk mencari uang.

Rahasia Dari TPST Piyungan

“Rasa kepuasan membuat orang miskin adalah seseorang yang kaya, sementara rasa ketidakpuasan membuat orang-orang kaya menjadi seorang yang miskin”, kutipan dari Benjamin Franklin yang terpatri dijiwa Kusmiantoro. Bukan keluhan yang selalu ia lontarkan.

Mengenalkan Kulon Progo Melalui Komunitas Bule Mengajar

“ingin bermanfaat bagi orang lain dan daerah”, sebuah prinsip yang terdengar sederhana.

Ahmad Rewo : Commfest Adalah Rangkaian Cara Yang Sangat Basgus

Ahmad Jihad Akbar Rewo mengatakan semoga acara ini terus ada kedepannya, karena ini adalah sebuah rangkaian acara yang sangat bagus dan bermanfaat.

Selasa, 31 Oktober 2017

Desa Negeri Katon Pelestari Kerajinan Tapis

Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu daerah di wilayah Provinsi Lampung, terletak di ujung selatan pulau Sumatera sebagai daerah yang terdekat dengan pulau Jawa. Kabupaten Pesawaran sebagai kawasan asal muasal kerajinan tangan kain tapis. Kerajinan kain tapis ini sebagai sarana masyarakat desa negeri Katon dalam menyelaraskan kehidupannya baik terhadap lingkungan maupun sang pencipta alam semesta.
Menurut Van der Hoop bahwa orang Lampung telah menenun kain brokat yang disebut nampan (tampan) dan kain pelepai sejak abad ke-2 sebelum Masehi. Motif kain ini ialah kait dan kunci, pohon hayat, dan bangunan yang berisilan roh manusia yang telah meninggal. Terdapat juga motif binatang, matahari bulan, serta bunga melati. Hiasan-hiasan yang terdapat pada kain tenun Tapis juga memiliki unsur-unsur yang sama dengan daerah lain. Hal ini terlihat dari unsur-unsur pengaruh tradisi Neolitikum yang memang banyak ditemukan di Indonesia. Masuknya agama Islam di Lampung juga memperkaya perkemabang kerajinan kain tapis.

Tapis terbagi dalam beberapa jenis dan fungsinya masing-masing, salah satunya jenis tapis jejama. Tapis jung sarat dan tapis cucuk pinggir termasuk dalam kategori tapis jejama. Tapis jung sarat dipakai pada saat upacara perkawinan adat oleh pengantin wanita. Kain ini dapat pula dipakai oleh kelompok istri kerabat yang lebih tua yang menghadiri upacara mengambil gelar, pengantin serta muli cangget (gadis penari) pada upacara adat, namun sesuai perkembangan zaman motif tapis dipakai di dasar sehingga pakaian wabita dan pria terlihat mewah. Fungsi tapis cucuk pinggir dipakai oleh kelompok istri dalam menghadiri pesta adat dan dipakai juga oleh gadis pengiring pengantin pada upacara perkawinan adat.
Wilayah yang masih besar pengaruhnya dalam pelestarikan kerajinan kain tapis yaitu negeri katon. Negeri katon sendiri merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Pesawaran, Lampung, Indonesia. Kecamatan ini tadinya merupakan kecamatan dari Kabupaten Lampung Selatan. Sebagai kawasan asal muasal kain tapis, terdapat beragam kain tapis. Mulai dari bisnis berbasis home industri hingga usaha pembuatan kain tapis dalam skala besar.
Memasuki desa Negeri Katon, tidak berbeda seperti desa-desa lain dalam kawasan provinsi Lampung. Rumah-rumah sederhana berjajar rapih di jalan utama. Tanaman hijau dan rimbun menghias di setiap halaman rumah yang luas. Ketika kita bertemu dengan warga setempat, keramahtamahan langsung terasa. Bagi pengunjung yang suka menyimak bahasa lampung asli, di desa Negeri Katon akan mudah menjumpai warga bertutur sapa dengan bahasa Lampung pepadun kalaupun menggunakan bahasa Indonesia, pastilah logat asli suku Lampung Pepadun terasa lekat.
Di setiap halaman rumah kita langsung dimajakan dengan keahlian menyulam para ibu-ibu saat mengerjakan produk kain tapi. Bapak-bapak atau pria dewasa kebanyakan melakukan aktivitas bercocok tanam di kebun. Kain tapis sendiri lebih banyak digunakan untuk acara nikahan dan hajatan. Kain tapis sendiri merupakan mata pencaharian bagi ibu-ibu daerah negeri katon ini.



Di salah satu halaman rumah kami mendatangi Dasmiwati. Di umur yang tua tangan beliau sangat ulet dalam metenun kain tapis. Sejak tiga puluh dua tahun yang lalu beliau sudah belajar menenun, wajar jika pengalamannya membuat dia sangat terampil. Dasmiwati telah memiliki  tiga anak dan empat cucu. Salah seorang anaknya yang bernama Ayu yang memperkenalkan dan mengajari Dasmiwati di dunia kain tapis. Alat-alat dan bahan untuk menapis di beli beliau di toko.
Setelah satu sampai dua bulan proses pembuatan kain tapis Dasmiwati menyuplai hasil tenunannya ke toko surya agung dan kepada Redawati. Pengunjung yang langsung datang bisa langsung membeli kain tapis ini. “Kain tapis tersebut di jual dengan harga sekitaran Rp450.00,00 sampai Rp550.000,00.’’, ungkap Dasmiwati saat di tanya di halaman rumah. Dasmiwati menjelaskan lebuh lanjut bahwa paling susah saat membuat jenis tapi mata kibau, dan motif tapis agung lagi trend di negeri katon ini.




Di desa negeri Katon ini ada sosok yang dikenal sebagai salah seorang penggerak industri kain tapis, yaitu keluarga Redawati. Redawati sendiri merupakan anak dari Rohelawati. Sejak 16 tahun yang lalu Rohelawati telah menekunin kerajinan kain tapis. Di usia yang cukup senja, kreatifitas Rohelawati memang patut diakui. Ketekunan dalam menenun, menyulam satu persatu benang emas pada kain serat hingga terwujudlah menjadi sebuah kain dan selendang. Penggunaan alat bantu kacamata tidak menghambat Rohelawati dalam keuletannya menekunin kerajinan kain tapis.
Keahlian Rohelawati dalam kerajinan tapis merupakan keahlian turun-temurun. Beliau mengatakan ada jalannya sendiri saat belajar menenun sehingga bisa membuat tapis. Keseharian Rohelawati membantu anaknya menjual kain tapis. “Dulu kita buat jual dengan harga murah, kami sempat berhenti jualan tapis karena harga pasaran sangat rendah’’ , ungkap Rohelawati. Penghasilan dari penjualan kain tapis sendiri untuk kehidupan sehari-hari, terbukti dengan keberhasilan membangun sebuah rumah.
Menjadi pengrajin tapis merupakan salah satu cara Rohelawati dalam melestarikan budaya Lampung. Perekonomian industri kain tapis Rohelawati sempat pasang-surut. Perekonomian industri kain tapis naik daun lagi saat anaknya balik dari diklat di Jakarta. Redawati sukses menerapkan ilmunya dari diklat.
Sebelum kesuksesan ini, Rohelawati mengalami proses pembuatan kain tapis dari nimbang bambu, mengayam hingga selesai, dan mewarnai kain tapis. “ Dahulu kami hanya di bayar Rp20.000,00 perorang sampai kain tapis selesai’’, ujar Rohelawati. Sekarang Rohelawati dapat menikmatin hasil jerih payahnya dengan omset penjualan Rp800.000,00 sampai nominal tertinggi Rp5.000.000,00 untuk satu hasil kain tapis. Kerajinan kain Tapis Rohelawati sudah sampai pulau Jawa seperti ke kota Surabaya, Yogyakarta dan Jakarta. Bantuan yang pernah dirasakan berupa tenggang waktu peminjaman uang di bank Indonesia dan dari pemerintah menyiapkan stand untuk pameran.
Kain tapis Lampung harus dirawat dengan hati-hati. Ada beberapa cara dalam perawatan kain tapi khas Lampung. Berikut ini tips dan cara merawat kain tapis Lampung agar kualitas terjaga. Cara perawatan yang pertama kain tapis disimpan di lemari, dilipat dengan dibalik, apabila sudah lama di lemari harus sering diangi-anginkan dan dikeluarkan. Cara kedua agar tapis tidak didatangi kecoa atau rayap cukup diberi lada bulat di dalamnya dan cara terakhir kain tapis cukup dicuci menggunakan deterjen cair dan dijemur dibalik dan jangan sampai terlalu panas.
Kain tapis Lampung memiliki keistimewaan. Keistimewaan kain tapis Lampung antara lain : 1. Kain tapis merupakan kain tenun etnik Lampung. Kekhasan etnik Lampung inilah yang menjadikan kain tapis memiliki corak, motif, dan perna-pernik khusus yang tidak anda temui di produk kerajinan kain lainnya. 2. Kain tapis dibuat dengan mempertahankan cara pembuatan tradisional, sehingga kain tapis dibuat dengan tingkat ketelitian tinggi. Metode ini akan menghasilkan produk kain tapis yang sangat rapi dan awet hingga bertahun-tahun 3. Sebagai hasil kebudayaan nasional, maka sudah seharusnya kita turut melestarikan dan memperkenalkan keberadaan tapis di Indonesia maupun di dunia. Oleh karenanya, memiliki tapis sudah seharusnya menjadi sebuah kebanggan dan penghargaan terhadap hasil karya warisan nenek moyang bangsa Indonesia 4. Motif kain tapis dikenal sangat indah karena dibuat dengan metode sulaman tangan. Motifnya dirangkai dengan benang emas atau perak dengan kualitas terbaik. Perpaduan metode sulaman tangan dan bahan benang emas menjadikan tapis sebagai salah satu produk keajinan yang terumit. Untuk menghasilkan sebuah kain tapis dengan motif dari benang emas yang dibuat dengan sulaman tangan, setidaknya butuh waktu 2 bulan.
Untuk para travel yang menyukai kerajinan tangan seperti kain tapis sangat pas untuk mengunjungi kecamatan negeri katon di Kabupaten Pesawaran, Lampung, Indonesia. Di daerah ini selain bisa berbelanja berbagai macam hasil kerajinan  kain tapis, kita dapat langsung melihat proses pembuatan dan  kita juga akan disambut keramahan masyarakat dan suasana yang asri. Negeri katon sangat pas untuk menjadi destinasi liburan selanjutnya.

Rio adhitia rakhman 

Pemulihan kekerasan dari segi Psikologis


Kekerasan dalam dunia pendidikan di Yogyakarta semakin tahun semakin meningkat. Salah satu akibat dari tindakan kekerasan adalah trauma yang berkepanjangan. Cara mengatasinya adalah dengan keihklasan dari para korban. Para korban butuh waktu dalam proses pemulihan dari trauma.

 Drs. Koentjoro MBSc. Ph.D


              Banyak hal yang bisa kita ungkap dari suatu kekerasan jika saja para korban berani untuk melaporkan kepada pihak yang berwajib dan kita juga dapat meminimalkan kekerasan yang terjadi khususnya di dunia pendidikan. Tidak sulit bagi kita untuk melihat bahwa orang itu korban dari kekerasan. Siapa saja bisa menjadi korban dari kekerasan. Korban kekerasan yaitu mereka yang lemah, lemah kedudukan sosial, karena itu dalam bidang hukum tumpul diatas tapi tajam dibawah,’’ ungkap Prof. Drs. Koentjoro MBSc. Ph.D salah satu dosen Fakultas Psikologi di Universitas Gadjah Mada. Perilaku korban kekerasan mudah diamati, perilaku itu meliputi agresi, penyalahgunaan obat dan perilaku melukai-diri, gangguan attention deficit hyperactivity Disorder), depresi dan bunuh diri, gangguan disosiasi, gangguan kecemasan dan posttraumatic stress disorder.
Pramuditya Ranutanta salah satu anak yang menjadi korban kekerasan. Dia mengalami luka jahitan di paha akibat lemparan botol saat dia mengikuti tawuran di sekolahnya.
Sebenarnya tawuran ini hanya tradisi kakak yang di turunkan kepada kami, dan kami hanya mengikutinya,’’ ungkap Ranu saat di wawancara. Akibat dari tawuran tersebut dia mengalami cemas, mimpi buruk saat tidur dan trauma. Trauma itu sampai saat ini masih ada, dia mencoba menghilangkan trauma tersebut dengan kegiatan sehari-harinya. Dia mencoba menggeluti hobinya dan dengan hal itu dia berharap melupakan masa kilam itu. Menurut Prof. Drs.Koentjoro dalam penyembuhan akibat trauma kekerasan bisa dilakukan dengan kebersyukuran, misalnya jika tawuran itu hampir merenggut nyawanya, dia masih hidup lalu bersyukur. Memaafkan itu juga terapi yang bisa dilakukan, jadi korban sudah memaafkan tindakan pelaku dan mengikhlaskan hal yang telah terjadi.
Pentingnya peran orangtua, dalam mengawasi kegiatan anaknya merupakan suatu hal utama. Dalam bentuk kekerasan yang lain, di jaga lisan dan tingkah laku jangan sampai orang sakit hati berarti secara tidak langsung kita mengajarkan anak kita untuk berempati,’’ ungkap Prof. Drs. Koentjoro.
Jika ada suatu kesempatan, disitu akan ada tindakan kekerasan. Dimanapun dan kapan saja kekerasan itu bisa terjadi. Motivasi tiap orang berbeda-beda dalam melakukan tindak kekerasan. Pelaku yang kebanyakan merupakan orang yang masih remaja. Pada masa remaja keinginan siswa untuk bergaul sangat besar dan kebanyakan dari mereka sulit untuk menyeleksi pergaulan. Kesetiaan teman merupakan faktor yang membuat siswa kesulitan untuk mencegah hal ini. Pelaku biasanya memanfaatkan situasi dan kondisi untuk melakukan aksinya.
Gonang
Agresi itu berupa penyerangan atau merusak. Dalam dunia psikologi ada sebuah teori bernama teori frustasi agresi. Semakin seseorang frustasi, maka semakin agresi. Gonang Tri Atmajaya ialah mantan salah satu anak geng terbesar di daeran Sleman
Yogyakarta, geng BBC  beranggota 40 anak dalam satu angkatan. Gonang mengatakan bahwa dalam perekrutan tidak ada unsur paksaan, BBC terbuka untuk semua siswa dan dari anggotapun diperbolehkan untuk mengajak temannya bergabung disini. Pada bulan pertama perekrutan keliatan siapa yang tetap di tongkrongan dan bulan keduanya mereka diajarkan untuk separing dengan kakak tingkat. Gonang sadar bahwa hal ini tidak benar, akan tetapi ini merupakan motivasi turun-temurun dari kakak tingkat.
Pada saat tawuran mereka tidak merasa melakukan perbuatan salah, merasa tidak melanggar hukum dan tidak menyesali perbuatan tersebut. Kita bacok aja, malah senang. Saat kita tawuran harus dapat targetnya, jika tidak dapat malah nanti di separingkan lagi dengan kaka tingkat di BBC sendiri’’, ungkap Gonang. Dalam segi sekolah tidak ada dukungan dari guru. Alasan para guru tetap membiarkan, demi keamanan murid-muridnya. Saat suatu geng sekolah sudah besar, tingkat rawan yang ngelitih anak sekolah itu semakin sedikit.
Semakin kekerasan dibalas dengan kekerasan bisa terjadi tawuran dan perang, hal itu tak pernah selesai. Beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menghentikan kekerasan antara lain salah satu harus mengalah. Kedua, jangan sampai seseorang itu melakukan kekerasan. Kita harus mencegah, artinya saling menghormati satu sama lain, berempati, jika seperti itu kekerasan tak akan terjadi.
Kini, Gonang merupakan anak yang berhasil lepas dari kekerasan. Menginjak kelas 3 SMA, saat itu peran guru sangat berpengaruh. Salah satu guru badan konseling dari sekolahnya berhasil mengeluarkan Gonang dari hal tersebut. Saat itu Gonang diarahkan kepada hobinya, dan diberi tanggung jawab untuk menjalankan usaha pencucian motor. Saat membuka pencucian motor, perlahan minat saya untuk kelahi menghilang. Mending saya mencuci motor, karena dapat menghasilkan uang dibandingkan saya harus berkelahi lagi’’, ungkap Gonang.
Solusi untuk mencegah tindakan kekerasan dari Gonang selaku mantan pelaku ialah turuti hobi anak. Pada saat kelas 3, dia benar-benar berhenti dari tawuran karena Gonang memiliki  cucian motor. Gonang merasa sudah tidak nyaman lagi jika tawuran. “Dari segi kekerasan yang harus dibaikin di dunia pendidikan yaitu tentang pendekatan guru dan murid”, tutur Gonang tentang harapan dari dunia pendidikan.
            Sulit rasanya bagi kita, jika anak sendiri yang menjadi korban dari tindakan kekerasan. Tetapi inilah fakta yang terjadi di lapangan. Tindakan kekerasan bisa kita hadapi dengan cara diam atau lawan kekerasan itu. Berbagai macam cara yang dapat kita lakukan jika ingin menyelesaikan tindakan kekerasan hingga ke akarnya. “Solusi itu antara lain pertama, berani berbicara melalui perasaan dengan permasalahan yang ada dikupas satu-satu agar tidak ada asumsi yang tidak tepat dan menimbulkan kekerasan. Kedua, jadilah pendengar yang baik, mungkin mendengarkan terkesan sepele tapi itulah yang dibutuhkan manusia sebagai tempat pertolongan terakhir saat terjatuh. Ketiga, memaafkan itu obat dari luka hati dan yang terakhir regulasi memang harus ditegaskan kembali terutama mengenai kasus kekerasan terhadap perempuan”, tutur Niken Karolus selaku aktivis anti kekerasan.

Natasha Heidi, selama 9 tahun dia menjadi korban bullying. Dia mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari teman-temannya karena status sosial dan status kesehatannya. “Orangtua terlalu fokus dengan pekerjaan dan akhirnya jadi mudah percaya dengan fitnahan teman daripada aku, akhirnya malamnya aku niat bunuh diri,’’ ungkap Sasa. Sasa hampir bunuh diri karena tidak sanggup menjadi korban bullying.
Memang tidak mudah bagi Natasha Heidi melewati kejadian kekerasan yang menimpa dirinya. Tetapi, Sasa merasa dia diberikan lingkungan yang membantunya untuk lebih mendekatkan diri kepadanya Tuhan. Melalui proses mengenai Tuhan, dia mengalami banyak pemulihan. Melalui proses panjang dalam  jalannya mengenal Tuhan, Sasa saat itu sadar bahwa aku belum maafkan teman-teman yang telah menyakitinya. “Jika kita belum dapat memaafkan, maka luka itu tidak akan sembuh. Setelah aku memaafkan mereka, I feel free from that burdem. I'm healed already,’’ ungkap Natasha Heidi.
Inti dari penyembuhan psikologis akibat kekerasan ialah sebuah keikhlasan. Kejadian masa lalu kita buat sebagai pelajaran agar tidak teulang lagi di masa depan baik bagi kita sendiri muapun pelajaran bagi oranglain agar tidak mengalami hal tersebut. Kita sebagai makhluk sosial dapat mencegah sebuah kekerasan, salah satunya dengan menghargai satu dengan yang lainnya. Dengan kemajuan zaman kita harus dapat berpikir secara terbuka dan kedepan, jangan hanya mengandalkan emosi sesaat kita saja.

 (Rio Adhitia Rakhman)

Angkringan Warung Khusus Wong Cilik

Di kota Yogyakarta ada tempat makanan unik, yaitu angkringan. Tidak perlu terlalu mengeluarkan uang dalam jumlah besar, cukup Rp10.000,00 sudah dapat membuat perut kosong menjadi terisi kembali. Angkringan merupakan tempat berjualan makanan dengan menggunakan gerobak. Angkringan ini sendiri menyediakan beragam jenis minuman dan makanan, seperti nasi goreng, nasi tempe, nasi teri, nasi kucing, sate usus, sate hati, sate kerang, dan lain sebagainya.  Nasi kucing ? kita pasti yang berada di luar pulau jawa  akan bertanya-tanya, apakah itu nasi kucing ? apa itu makanan untuk hewan kucing, dan mengapa dijual untuk manusia ? siapa yang mau beli dan memakan makanan hewan tersebut, hilangkan semua pikiran anda tentang itu semua, nasi kuing merupakan makanan dikemas dengan daun pisang yang ukuran kecil kira-kira 1 centong yang biasanya untuk ukuran makanan kucing, maka dari itu disebut nasi kucing.
Tidak mau kalah dengan ketenaran  nasi kucing di angkringan juga ada  minuman yang khas khususnya untuk para pecinta kopi,  yaitu kopi jos. Kopi jos merupakan kopi hitam yang disajikan dengan air yang baru saja mendidih kemudian di masukkan arang yang masih membara, nyos bunyi tersebut maka kopi ini dijuluki kopi jos. Kopi ini akan lebih nikmat apabila kita meminum dengan cara menuangkannya sedikit ke cawan kemudian disruput dan ditambah dengan gorengan yang dijual di angkringan ini. Setelah meminum kopi jos, mata akan kembali segar dan tubuh menjadi hangat.
Di salah satu jalan Seturan Yogyakarta, terdapat sebuah angkringan yang berdiri dari tahun 2005. Angkringan tersebut buka dari jam 16.00-02.00 WIB. Di sini tersedia juga berbagai makanan khas seperti nasi kucing  nasi teri, nasi goreng, nasi tempe. Saat malam hari angkringan ramai, para pembeli dari berbagai kalangan seperti mahasiswa, dan bahkan para pekerja. Penjualan ramai saat acara di kampus-kampus sekitar angkringan ini, dari hasil penjualan angkringan pak Eko mampu mencukupi kehidupan ekonomi keluarganya.


Saat dagangan  di angkringan habis, itu membuat pak Eko lega karena dapat membawa uang ke keluarganya akan tetapi saat dagangan di angkringan hanya sedikit yang terjual, beliau hanya bisa pasrah dan berdoa semoga besok mendapatkan pendapatan yang lebih banyak lagi.
Banyak para pembeli yang berbelanja di angkringan ini karena suasana di angkringan yang nyaman di malam hari, mudah di dapatkan di sepanjang jalan Yogyakarta. Harganya yang terjangkau di dompet, terutama para perantau seperti mahasiswa-mahasiswi. Saat akhir bulan angkringan adalah sasaran empuk untuk para mahasiswa yang telah kekurangan uang. Di angkringan sendiri, para mahasiswa sering berkumpul, mereka biasanya membahasa tugas-tugas kuliah, sharing masalah-masalah pribadi, ataupun hanya mengobrol-ngobrol biasa sambil menghangatkan tubuh dengan minuman jahe ataupun kopi josh. “ Tempatnya yang sederhana, tetapi suasana nyaman  di sekitar jalanan kota jogja “  ungkap Nila saat ditanyai di angkringan.
Jadi, apalagi yang kalian tunggu jika mampir ke kota Yogyakarta jangan lupa mampir ke angkringan. Lokasi mudah di cari, tidak terlalu mengocek dompet, dan dapat membuat perut yang kosong terisi. Cocok bagi para mahasiswa yang suka berlibur ke luar kota, terutama ke kota budaya Yogyakarta.
Rio Adhitia Rakhman

Senin, 30 Oktober 2017

Ilmu Komunikasi UPN “V” Yogyakarta bersiap menggelar Commfest 2017


Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta bersiap menggelar event musik bertitle Zona Suara dengan tema Rhytm of Optimism yang akan digelar hari sabtu, 4 November 2017 di gedung PKKH, Bulaksumur. Persiapan demi persiapan dilakukan oleh panitia melingkupi dekorasi dan perlengkapan pendukung penyelenggaraan zona suara.
    Building dilakukan oleh divisi dekorasi sejak satu minggu terakhir, wakil koordinator dekorasi, Galang Setiawan Aji menyampaikan bahwa timnya telah melakukan persiapan guna mendukung tampilan yang menarik saat konser berlangsung. “Kami sudah melakukan persiapan dari satu minggu lalu, jika terlalu mendadak kita akan keteteran” ungkap Galang saat ditemui di halaman Sekretariat Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Jumat (28/10).
    Dekorasi yang disiapkan meliputi tata panggung dan art lainnya untuk dipasang di dalam gedung PKKH. Menurut Galang, persiapan yang dilakukan sudah mencapai 70% dari target yang ditentukan, tidak ada kendala yang besar dalam persiapan kali ini.
    Persiapan lainnya dilakukan oleh divisi perlengkapan yang sejak awal sudah rajin untuk mengumpulkan peralatan yang diperlukan dalam event zona suara ini. Bahkan mereka sudah menandatangai MoU mengenai penyewaan Sound dan Panggung sejak bulan lalu. Koordinator perlengkapan, Rakha Zayyan saat ditemui di Kampus 2 UPN “Veteran” Yogyakarta menyampaikan bahwa persiapan sudah matang, tinggal menunggu saat loading yang direncanakan untuk dilakukan satu hari sebelum pelaksanaan acara.
    Kerja keras panitia untuk mempersiapkan zona suara diapresiasi sendiri oleh ketua pelaksana Commfest 2017, Parardya Catra. Hal tersebut diungkapkannya saat seminar bertema “Ruang Bicara” yang digelar oleh panitia Commfest 2017 yang bekerja sama dengan Jurusan Imu Komunikasi. “Semangat mereka luar biasa, saya bangga sekaligus senang,” Ungkap Catra.
   

Communication Festival : Pelaksanaan LLTT

Communication Festival (Commfest) merupakan suatu rangkaian acara yang didakan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Yogyakarta. Diadakannya Commfest sendiri untuk menunjukkan bahwa Jurusan Komunikasi UPN “Veteran” Yogyakarta juga memiliki event, dan memiliki kreatifitas. Commfest direncanakan akan menjadi kegiatan yang akan diadakan setiap satu tahun sekali mulai dari tahun 2017.
Reykha Octavione ketua dua Commfest mengatakan diadakannya Commfest bertujuan untuk membangun solidaritas dan kekuatan mahasiswa Ilmu Komunikasi dalam membawa nama baik Ilmu Komunikasi UPN “veteran” Yogyakarta. “membangun kesolidaritasan dan kekuatan seluruh panitia yang merupakan mahasiswa-mahasiswi ilmu komunikasi dalam membawa nama baik ilmu komunikasi upn di mata masyarakat” ungkap mahasiswa Ilmu Komunikasi tersebut.
Commfest sendiri memiliki dua rangkaian acara yang pertama Lipat Lengan Turun Tangan (LLTT) dan yang kedua adalah zona suara. LLTT dimulai dengan pengumpulan dana pada hari minggu, 17 September 2017. Masyarakat dapat membantu dengan menyumbangkan 4 batang rokok yang akan ditukar dengan satu bibit pohon atau uang sebesar Rp 10.000 untu dibelikan bibit pohon. Pengumpulan dana diadakan ditiga tempat dalam waktu 2 minggu, pertama di jalan Mangkubumi, kedua di Alun-alun Kidul, dan yang ketiga Jalan Malioboro. Ricky anggota devisi publikasi mengatakan semua panitia Commfest turun untuk mensosialisasikan adanya rangkaian acara Commfest dan meminta donasi dari masyarakat.
Christin Naibaho ketua devisi humas mengunggakapkan tujuan menyumbangkan 4 batang rokok untuk menyadarkan dengan batang rokok seseorang bisa berbuat baik. “selama ini rokokkan selalu dianggap negative masyarakat, kita ingin membuat orang bahwa dengan rokok seseorang dapat berbuat baik, yaitu dengan menyumbangkan di pengumpulan dana LLTT ini” ungkap Christin.
Pelaksanaan LLTT diadakan pada tanggal satu Oktober 2017 di pantai Baros. Christin Naibaho ketua devisi Humas mengatakan didadakannya pelaksanaan LLTT untuk meninggalkan kesan kepada masyarakat bahwa komunikasi tidak selalu tentang konser musik tetapi juga peduli akan kelestarian alam. “untuk menunjukkan bahwa komunikasi itu tidak selalu tentan konser music tetapi juga peduli akan kelestarian lingkungan” ungkap mahasiswa Komunikasi tersebut.

Rangkaian acara selanjutnya adalah Zona Suara. Zona Suara merupakan konser musik yang akan diadakan pada tanggal 4 November 2017 di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM Yogyakarta. Akan dihadiri oleh Fourtwnty dan Silampukau sebagai bintang tamu utama, dan turut dimeriahkan oleh Sri Plecit, Juno terbakar, Backyard Lullaby dan Scenario. (153150053)

Selasa, 10 Oktober 2017

KESADARAN BERPOLITIK MAHASISWA FISIP UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

Pengecekan kotak suara oleh KPUM, HIMAKOM, dan mahasiswa di FISIP UPN “Veteran” Yogyakarta, (26/09). Foto : Panitian PPRM

26 September 2017, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) ‘Veteran’ Yogyakarta telah melakukan pemilu untuk menentukan Presiden dan Wakil Presiden mahasiswa satu tahun kedepan. Pemilu tersebut diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) dan beberapa lembaga terkait seperti Panitia Pengawas Pemilu (PANWASLU) dan Pantian Pemilu Raya Mahasiswa (PPRM).
Dalam pelaksanaannya Pemilu Umum Raya (PEMURA) di FISIP UPN ‘Veteran Yogyakarta, KPUM dibantu oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMAKOM) dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Meski mengalami kemunduran waktu dalam perhitungan suara, acara PEMURA masih bisa dijalankan dengan lancar.
Dalam PEMURA tahun 2017 terlihat sangat berbeda dari tahun kemarin. Doni Wiguna ketua KPUM mengatakan tahun ini peserta pemilu di FISIP melebihi dari ekspektasi. Tahun 2017 peserta pemilu di FISIP berjumlah 591 mahasiswa melebihi enam kali lipat dari tahun 2016. Tahun 2016 peserta PEMURA dari FISIP hanya berjumlah 96 orang dari tiga jurusan yaitu, Ilmu Komunikasi (ILKOM), Hubungan Internasional (HI), dan Administrasi Bisnis (AB). Mengingat FISIP merupakan Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, angka 96 merupakan angka yang sedikit.
Doni Wiguna merasa senang mahasiswa FISIP mulai sadar akan pentingnya berpolitik. Menurut Doni kenaikan tersebut dikarenakan banyak mahasiswa FISIP yang sadar akan pentingnya berorganisasi di kampus. “kemungkinan pada saat ini banyak mahasiswa FISIP yang sudah sadar akan pentingnya berorganisasi di kampus, sehingga siapapun yang akan menjadi pemimpin tertinggi di Universitas bakal menentukan kedepannya seperti apa” ungkap Doni Wiguna selaku  ketua KPUM.
Menanggapi kenaikan jumlah suara di FISIP UPN ‘Veteran’ Yogyakarta. Hercya Kirana selaku calon Wakil Gubernur Bandan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP merasa apa yang sudah ia sampaikan kepada mahasiswa FISIP sudah tersampaikan dengan baik. “Apa yang saya dan Mahendra sampaikan kepada teman-teman FISIP (mahasiswa) sudah berlangsung dengan baik dan sesuai apa yang kami inginkan, visi misi kami juga tersampaikan dengan baik juga kepada masyarakat di FISIP” ujar mahasiswa Ilmu Komunikasi tersebut.
Keniakan jumlah suara di FISIP tahun ini melebihi apa yang ditargetkan. Berdasarkan data jumlah suara yang masuk ada 591 suara yang masuk, dari Administrasi Bisnis (AB) 313 suara, Ilmu Komunikasi (ILKOM) 188 suara dan Hubungan Internasional (HI) 90 suara. Dari Ilmu Komunikasi sendiri mengalami kenaikan yang pesat. Tahun 2016 jumlah suara dari mahasiswa Ilmu Komunikasi hanya tiga suara, tahun 2017 jumlah suara mahasiswa Ilmu Komunikasi naik menjadi 188 suara.
591 suara yang masuk dari 2364 mahasiswa aktif merupakan sesuatu hal yang bisa dibanggakan. Tahun 2016 jumlah suara yang masuk tidak lebih dari 2% mahasiswa aktif dan disetiap tahunnya FISIP menjadi fakultas dengan partisipasi yang rendah. “`tahun sebeumnya kita tidak sampai 2% suara masuk, betapa sedikitnya untuk suara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poitik yang dikait-kaitkan melek atau sadar politik, tapi kita malah justru sebagai tingkat partisipasi paling rendah” ungkap Hercya Kirana.
Menurut Tari mahasiswa Administrasi Bisnis (AB) 2015, meningkatnya jumlah suara di FISIP disebabkan sadarnya mahasiswa akan politik di kampus dan penyebaran informasi  tentang pemilu dilakukan secara intens dan sosialisasi di setiap jurusan untuk menggunakan hak suara. “Karena kesadaran mahasiswa akan perpolitikan di kampus meningkat dari tahun sebelumnya .. dimana ditahun sebelumnya banyak yg memilih golput dan di tahun ini mereka memutuskan untuk menggunakan hak suaranya .. dan mungkin itu dikarenakan pemberitahuan dan persebaran infornasu akan pemilu dilakukan secara intens dan ada sosialisasi di setiap jurusan untuk menggunakan hak suaranya” ujar mahasiswa Administrasi Bisnis terebut.

Penguncian kotak suara di FISIP UPN “veteran” Yogyakarta, (26/09). Foto : Panitian PPRM
Pembukaan kotak suara di tempat parkir di FISIP UPN “Veteran” Yogyakarta, (26/09). Foto : Panitian PPRM
Penghitungan surat suara di tempat parkir di FISIP UPN “Veteran” Yogyakarta, (26/09). Foto : Panitian PPRM
Penyobekan surat suara yang sudah dihitung di FISIP UPN “Veteran” Yogyakarta, (26/09). Foto : Panitian PPRM

Senin, 09 Oktober 2017

Mahasiswa Baru Ilmu Komunikasi UPN “V” Yogyakarta Belum Mengenal Calon Tunggal Gubernur dan Wakil Gubernur FISIP

Sumber foto : SuaraSikap.com
Pesta demokrasi Pemilihan Umum Raya (PEMURA) Gubernur dan Wakil Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (UPN “V” Y) berjalan lancar. PEMURA tersebut berlangsung pada [26/09], mulai pukul 08.00 hingga selesai.  Dari pihak Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) pun telah mempersiapkan segala sesuatunya secara maksimal. Meski sempat mengalami kehabisan surat suara, KPUM dapat menyiasatinya dengan baik.

Namun dibalik keberlangsungan PEMURA FISIP yang dinilai lancar, terdapat hal yang janggal dari para pemilih. Menurut panitia penyelenggara yang berjaga pada kotak suara Jurusan Ilmu Komunikasi, sedikit ditemukan mahasiswa baru yang turut serta memilih. Hal ini sangat disayangkan oleh Mahendra Darujati selaku calon tunggal Gubernur FISIP.

“Ini menjadi evaluasi untuk saya dan Wakil Gubernur saya. Mungkin masa kampanye yang kita miliki kurang dimanfaatkan dengan baik, padahal wakil saya merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi juga,” tuturnya saat ditemui di taman pentagon FISIP.

Mahasiswa Baru Tidak Tahu
Segaris dengan data pihak KPUM yang berjaga di kotak suara Ilmu Komunikasi, ternyata mahasiswa baru banyak yang belum mengetahui tentang adanya PEMURA. Mereka juga tidak mengenal siapa pasangan calon yang mengajukan diri sebagai Guburnur. Salah seorang mahasiswa baru Ilmu Komunikasi bernama Jeihan Shafira mengaku tidak mengenal sama sekali pasangan cagub dan cawagub FISIP.

“Saya tahu ada pemilihan ini pun karena saat berangkat kuliah melihat ada banyak kotak suara di taman pentagon. Di grup chat angkatan kami pun tidak ada obrolan mengenai calon gubernur FISIP, hanya ada poster kampanye calon Presiden Mahasiswa nomor 2,” ungkap gadis yang kerap disapa Jey tersebut.

“Mungkin kampanye yang dilakukan pasangan calon tidak sampai pada seluruh angkatan kami, karena teman-teman saya pun banyak yang tidak tahu saat saya menanyakan. Informasi yang tidak merata mungkin juga karena branding yang mereka lakukan tidak tersampaikan sempurna kepada angkatan saya,” tambah Jey ketika ditemui di depan ruang kelasnya sembari belajar.

Calon Wakil Gubernur Meminta Maaf

Banyaknya ketidaktahuan dari mahasiswa baru tentang PEMURA BEM FISIP membuat pasangan nomor 1 ini merasa bersalah. Hercya Kirana Maharani selaku calon Wakil Gubernur menyesalkan atas kurangnya perhatian mereka terhadap Mahasiswa baru. Melalui tim Fotnewsid dia mengungkapkan permintaan maafnya kepada seluruh warga FISIP yang belum terjamah kampanye mereka.

“Saya sungguh memohon maaf kepada semuanya. Kami terlalu konsen untuk merangkul Organisasi Kemahasiswaan (OK) yang berada di lingkup FISIP. Sehingga kami sedikit lalai dan optimis branding yang kami lakukan telah mencapai sasaran,” tutur Hercya dengan nada lemah.


“Namun kedepannya, kami akan memberikan segala yang kami mampu untuk seluruh Warga FISIP melalui visi dan misi kami,” tutup Hercya. (krisnapms)