The Lost World Castle hingga saat ini masih
menjadi permasalahan antara pemerintah dan pemilik bangunan. Bangunan yang
berada di Kawasan Rawan Bencana 3 (KRB III) ini adalah milik Ayung. Ayung
menganggap apabila bangunan yang kini telah dijadikan tempat wisata itu
ditutup, maka akan berdampak pada penutupan wahana The Lost World lainnya.
“Ini untuk tempat wisata, bukan untuk hunian,”
ujar Ayung saat ditemui beberapa saat lalu. Ia berdalih meskipun The Lost World
Castle berada di KRB III, namun bangunan tersebut hanyalah untuk tempat wisata,
bukan dihuni sehari hari. Adapun erupsi gunung Merapi tidak akan muncul secara
tiba-tiba, tetapi bertahap. Menurut Ayung tidak ada yang perlu dikhawatirkan
mengenai keselamatan pengunjung.
Berdasarkan pengakuan Ayung, pembangunan di
atas lahan seluas 1,2 hektar itu dimulai pada 2013. "Awalnya saya datang
ke sini, lalu lihat pemandangan disini bagus. Akhirnya memutuskan untuk bangun
The Lost world Castle," ujarnya. Dari awal ia sudah paham bahwa KRB III
merupakan kawasan yang berbahaya. Pendirian bangunan permanen pun sudah tidak
diperbolehkan.
Ayung beralasan, ingin menghidupkan kembali
kawasan wisata Desa Petung yang telah hilang tersapu erupsi Merapi 2010 silam. Perekonomian
masyarakat juga semakin terpuruk pasca bencana hebat itu. Berjalannya waktu di
tengah serba kesulitan, tercetus ide untuk menjadikan tempat tinggal yang
pernah dihuni ini sebagai objek wisata.
Pembangunan The Lost World Castle tersebut
didukung oleh sebagian besar warga Petung. Pairin selaku kepala Dusun Petung
juga ikut menanggapi perkara perizinan yang tidak didapat dari pemerintah. "Ya
kalau mau ditutup, tutup saja semuanya (Objek wisata lain di Lereng
Merapi)," ujar Pairin. Adapun objek wisata yang dimaksud Pairin selain The
Lost World Castle di antaranya Kawasan Wisata Kaliurang, Museum Gunung Merapi,
jalur volcano jeep, dan Patilasan Mbah Maridjan.(krisnapms)
0 komentar:
Posting Komentar