Perahu nelayan yang sedang berlabuh
Bagi
beberapa desa yang memiliki potensi pariwisata tentu para warganya ingin
mengembangkan dan memperkenalkan potensi tersebut kepada semua orang,.
Bagaimana tidak, karena selain ekonomi warga akan membaik, pendapatan daerah
itu secara umum juga akan meningkat.
Bukan
perkara mudah untuk menjadikan sebuah desa menjadi desa wisata, dibutuhkan
kerja keras dan tentunya sebuah kerjasama tim yang kuat serta semangat yang
tinggi, apalagi untuk sebuah desa kecil layaknya desa Kunjir di kawasan Lampung
Selatan.
Melihat kekuatan swadaya pemuda yang
sangat antusias untuk tujuan ini, akhirnya pada tahun 2015 lalu warga setempat
membentuk kelompok pemuda bernama Janis yang merupakan kependekan dari Jalan
Inovasi Sosial. Terdiri dari sepuluh anggota lebih, hal pertama yang mereka
lakukan adalah sosialisasi menyamakan visi misi kepada penduduk sekitar agar
memiliki pola pikir dan tujuan sama.
Setelah itu kelompok Janis sadar
bahwa untuk menjadi sebuah desa wisata hal yang dibutuhkan adalah membuat landmarkdan mengatasi sampah plastik
disekitar desa Kunjir. “Tujuannya hanya satu, membuat desa wisata Kunjir,
progam yang pertama kali kami kerjakan adalah membuat tugu dari seribu botol
plastik yang kami rasa mampu menanggulangi dua masalah sekaligus, Landmark desa
dan mengurangi sampah botol plastik di sini,” ujar Ketua Janis, Rainaldy Aulia
Kurniawan.
Selain membangun ikon wisata berupa eco-brick yang dibangun dengan
memanfaatkan botol plastik, mereka juga meluncurkan website yang dibuat khusus
untuk memperkenalkan desa wisata kunjir kepada masyarakat luas. Situs web www.desawisatakunjir.com
menjadi salah senjata agar desa yang ditempati kelompok Janis mampu dikenal
masyarakat luas.
Tidak
berhenti di situ, pada akhirnya warga sekitar pun ikut membantu kelompok JANIS
mewujudkan impian mereka. “Setelah itu kami ikut membantu dengan membuat
fasilitas seperti kamar mandi serta penginapan untuk para turis yang datang ke
sini” kata Nasrul MS, ketua Kelompok Sadar Wisata desa Kunjir. Warga setempat
juga berinisiatif untuk mematok harga tiket masuk sebesar Rp 30 ribu per orang.
Kini fasilitas sudah terbangun, namun pemerintah setempat pun tak kunjung
melirik potensi desa kunjir.
Tidak
ingin menyerah pada akhirnya kelompok Janis dan warga menyelenggarakan acara
yang bertajuk Peresmian Desa Wisata Kunjir. Acara ini diselanggarakan tepat
pada tanggal 14-15 November 2015 lalu. Akhirnya perjuangan semua warga
membuahkan hasil, Desa Kunjir resmi menjadi desa wisata.
Semua perjuangan telah
membuahkan hasil. Namun suatu keberhasilan selalu diiringi dengan munculnya
masalah baru. Tidak disangka jumlah pengunjung yang tiba melebihi ekspektasi,
alhasil warga berebut menggaet pengunjung dengan jasanya. “Terjadilah perebutan
jasa itu, ada yang sampai berantem segala, akhirnya kami melakukan mediasi
dengan warga, yang solusinya membuatkan pembagian lahan dan juga kita kerjasama
sama pemuda desa sebelah yang desanya punya potensi jadi desa wisata, akhirnya
masalah bisa diredam waktu itu,” ucapnya lagi.
Nasrul mengatakan bahwa setelah selesai
peresmian, pada akhirnya desa Wisata Kunjir mendapat lirikan dari pemerintah.
Pemerintah jadi lebih memberikan sosialisasi bagaimana cara agar Desa Kunjir
menjadi lebih baik lagi, seperti sosialiasi cara penyelamatan korban tenggelam.
“Ya sebenarnya yang paling dibutuhkan adalah ya pengunjung,” tambahnya.
0 komentar:
Posting Komentar