Cari

Jumat, 22 Desember 2017

Perjuangan Sebuah Desa Menjadi Tempat Wisata


Perahu nelayan yang sedang berlabuh

Bagi beberapa desa yang memiliki potensi pariwisata tentu para warganya ingin mengembangkan dan memperkenalkan potensi tersebut kepada semua orang,. Bagaimana tidak, karena selain ekonomi warga akan membaik, pendapatan daerah itu secara umum juga akan meningkat.
Bukan perkara mudah untuk menjadikan sebuah desa menjadi desa wisata, dibutuhkan kerja keras dan tentunya sebuah kerjasama tim yang kuat serta semangat yang tinggi, apalagi untuk sebuah desa kecil layaknya desa Kunjir di kawasan Lampung Selatan.
            Melihat kekuatan swadaya pemuda yang sangat antusias untuk tujuan ini, akhirnya pada tahun 2015 lalu warga setempat membentuk kelompok pemuda bernama Janis yang merupakan kependekan dari Jalan Inovasi Sosial. Terdiri dari sepuluh anggota lebih, hal pertama yang mereka lakukan adalah sosialisasi menyamakan visi misi kepada penduduk sekitar agar memiliki pola pikir dan tujuan sama.
            Setelah itu kelompok Janis sadar bahwa untuk menjadi sebuah desa wisata hal yang dibutuhkan adalah membuat landmarkdan mengatasi sampah plastik disekitar desa Kunjir. “Tujuannya hanya satu, membuat desa wisata Kunjir, progam yang pertama kali kami kerjakan adalah membuat tugu dari seribu botol plastik yang kami rasa mampu menanggulangi dua masalah sekaligus, Landmark desa dan mengurangi sampah botol plastik di sini,” ujar Ketua Janis, Rainaldy Aulia Kurniawan.
            Selain membangun ikon wisata berupa eco-brick yang dibangun dengan memanfaatkan botol plastik, mereka juga meluncurkan website yang dibuat khusus untuk memperkenalkan desa wisata kunjir kepada masyarakat luas. Situs web www.desawisatakunjir.com menjadi salah senjata agar desa yang ditempati kelompok Janis mampu dikenal masyarakat luas.
Tidak berhenti di situ, pada akhirnya warga sekitar pun ikut membantu kelompok JANIS mewujudkan impian mereka. “Setelah itu kami ikut membantu dengan membuat fasilitas seperti kamar mandi serta penginapan untuk para turis yang datang ke sini” kata Nasrul MS, ketua Kelompok Sadar Wisata desa Kunjir. Warga setempat juga berinisiatif untuk mematok harga tiket masuk sebesar Rp 30 ribu per orang. Kini fasilitas sudah terbangun, namun pemerintah setempat pun tak kunjung melirik potensi desa kunjir.
Tidak ingin menyerah pada akhirnya kelompok Janis dan warga menyelenggarakan acara yang bertajuk Peresmian Desa Wisata Kunjir. Acara ini diselanggarakan tepat pada tanggal 14-15 November 2015 lalu. Akhirnya perjuangan semua warga membuahkan hasil, Desa Kunjir resmi menjadi desa wisata.
            Semua perjuangan telah membuahkan hasil. Namun suatu keberhasilan selalu diiringi dengan munculnya masalah baru. Tidak disangka jumlah pengunjung yang tiba melebihi ekspektasi, alhasil warga berebut menggaet pengunjung dengan jasanya. “Terjadilah perebutan jasa itu, ada yang sampai berantem segala, akhirnya kami melakukan mediasi dengan warga, yang solusinya membuatkan pembagian lahan dan juga kita kerjasama sama pemuda desa sebelah yang desanya punya potensi jadi desa wisata, akhirnya masalah bisa diredam waktu itu,” ucapnya lagi.
             Nasrul mengatakan bahwa setelah selesai peresmian, pada akhirnya desa Wisata Kunjir mendapat lirikan dari pemerintah. Pemerintah jadi lebih memberikan sosialisasi bagaimana cara agar Desa Kunjir menjadi lebih baik lagi, seperti sosialiasi cara penyelamatan korban tenggelam. “Ya sebenarnya yang paling dibutuhkan adalah ya pengunjung,” tambahnya.


0 komentar:

Posting Komentar