Cari

Jumat, 22 Desember 2017

KURNIAWAN Ikut Bangun Negara di Daerah Transmigran


Menjadi putera Jawa di tanah Sumatera mungkin adalah jawaban kehidupan yang lebih baik untuk keluarga besar Kurniawan. Keputusan sang bapak, Sunaryo untuk mengikuti program transmigrasi di tahun 1950 menjadi titik tolak sejarah keluarga yang berasal dari Sragen, Jawa Tengah tersebut.
“Tahun 1950-an, bapak dan ibu saya ikut program transmigrasi ke Lampung dari Sragen dengan iming-iming punya sawah yang bisa dikerjakan dan tidak lagi hidup miskin di Jawa,” ucapnya dalam perbicangan dengan Vagabondia. Pria yang akrab disapa Wawan itu menceritakan, di zaman tersebut, bapak dan ibu masih memiliki semangat jiwa muda untuk hidup lebih baik di tanah Sumatera. Mereka diberi sawah dan sejumlah tanah sebagai modal mencari kehidupan yang layak.
                                        
                   
 Kuriniawan Putra Jawa


“Ya, saya ingat, mereka punya sawah berapa hektar, kemudian tanah. Tanahnya dibuat rumah dari hasil nyawah, kemudian ekspansi terus hingga bisa mempekerjakan orang lain,” ucapnya. Di tahun 1955, Wawan yang menjadi anak pertama lahir. Ia menjadi salah satu dari ribuan putera Jawa keturunan Sumatera yang tinggal di Lampung. Sejak kecil, ia mengikuti aturan-aturan sosial yang berlaku di tempat dimana dirinya tinggal.
“Perbedaan mendasar, kalau saya, tidak merasakan, karena sejak lahir saya di Lampung, tinggal mengikuti yang ada saja,” ucapnya lagi. Namun, shock culture itu Wawan rasakan ketika harus menyambangi keluarga besarnya di Sragen, Jawa Tengah.
“Tahun 1980-an ya, saya ke Jawa lagi, justru merasa beda saja, ini bukan tempat saya. Saya memahami bahasa Jawa tapi tidak bisa membalasnya,” katanya sembari terkekeh. Ada rasa dalam dirinya untuk segera kembali ke Lampung, menikmati keseharian yang telah menjadi tradisi baginya. Akan tetapi, tidak berselang lama, ia merasa inilah Indonesia. Perbedaan budaya bukan sesuatu yang nista dan perlu dilestarikan.
“Yang paling kerasa itu tentang bahasa, yang lain tidak terlalu. Saya sadar juga, mereka yang di Jawa kan saudara saya, kenapa saya harus merasa enggak nyaman? Kita sedarah kok hanya takdirnya saya dan adik harus di Lampung, gitu saja,” paparnya lagi. Disinggung mengenai perekonomian di tanah rantau, Wawan mengakui kesempatan hidup di daerah transmigrasi memang lebih tinggi. Pasalnya, banyak hal yang bisa digunakan untuk menyambung kehidupan hingga kini.

“Saya ini juga penambang, duit saya buat saya belikan pantai, pantai saya kelola saya dapat keuntungan lagi, selain bisa membangun perekonomian daerah, ini membantu pemerintah yang belum sampai memikirkan destinasi wisata andalan di Lampung,” ungkap pria pemiliki Pantai Wartawan ini. Dengan begitu, ia merasa transmigrasi tidak semata-mata tentang perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, tapi juga bagaimana ikut berkontribusi terhadap negara ini meski di tempat yang dulunya dianggap tidak semaju Jawa.
“Kalau orang pada senang ke pantai ini, otomatis ada banyak sektor yang harus diperhatikan, ya kuliner, ya kebersihan, belum lagi kalau ada pembangunan cottage, pegawai di bidang hospitaliti harus ada, itu diharap bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar,” imbuhnya.








1 komentar:

  1. Betway Casino | The latest online sportsbook to be
    Betway, one of the world's biggest names in 인천광역 출장샵 online betting, is poised 나주 출장마사지 to redefine its online gambling 제주 출장안마 brand with a bold 시흥 출장샵 new 창원 출장안마 take on sports betting.

    BalasHapus