Menjadi putera Jawa di tanah Sumatera
mungkin adalah jawaban kehidupan yang lebih baik untuk keluarga besar
Kurniawan. Keputusan sang bapak, Sunaryo untuk mengikuti program transmigrasi
di tahun 1950 menjadi titik tolak sejarah keluarga yang berasal dari Sragen,
Jawa Tengah tersebut.
“Tahun 1950-an, bapak dan ibu saya ikut
program transmigrasi ke Lampung dari Sragen dengan iming-iming punya sawah yang
bisa dikerjakan dan tidak lagi hidup miskin di Jawa,” ucapnya dalam perbicangan
dengan Vagabondia. Pria yang akrab
disapa Wawan itu menceritakan, di zaman tersebut, bapak dan ibu masih memiliki
semangat jiwa muda untuk hidup lebih baik di tanah Sumatera. Mereka diberi
sawah dan sejumlah tanah sebagai modal mencari kehidupan yang layak.
Kuriniawan Putra Jawa
“Ya, saya ingat, mereka punya sawah
berapa hektar, kemudian tanah. Tanahnya dibuat rumah dari hasil nyawah, kemudian ekspansi terus hingga
bisa mempekerjakan orang lain,” ucapnya. Di tahun 1955, Wawan yang menjadi anak
pertama lahir. Ia menjadi salah satu dari ribuan putera Jawa keturunan Sumatera
yang tinggal di Lampung. Sejak kecil, ia mengikuti aturan-aturan sosial yang
berlaku di tempat dimana dirinya tinggal.
“Perbedaan mendasar, kalau saya, tidak
merasakan, karena sejak lahir saya di Lampung, tinggal mengikuti yang ada
saja,” ucapnya lagi. Namun, shock culture
itu Wawan rasakan ketika harus menyambangi keluarga besarnya di Sragen, Jawa
Tengah.
“Tahun 1980-an ya, saya ke Jawa lagi,
justru merasa beda saja, ini bukan tempat saya. Saya memahami bahasa Jawa tapi
tidak bisa membalasnya,” katanya sembari terkekeh. Ada rasa dalam dirinya untuk
segera kembali ke Lampung, menikmati keseharian yang telah menjadi tradisi
baginya. Akan tetapi, tidak berselang lama, ia merasa inilah Indonesia.
Perbedaan budaya bukan sesuatu yang nista dan perlu dilestarikan.
“Yang paling kerasa itu tentang bahasa, yang lain tidak terlalu. Saya sadar
juga, mereka yang di Jawa kan saudara saya, kenapa saya harus merasa enggak nyaman? Kita sedarah kok hanya
takdirnya saya dan adik harus di Lampung, gitu
saja,” paparnya lagi. Disinggung mengenai perekonomian di tanah rantau, Wawan
mengakui kesempatan hidup di daerah transmigrasi memang lebih tinggi. Pasalnya,
banyak hal yang bisa digunakan untuk menyambung kehidupan hingga kini.
“Saya ini juga penambang, duit saya buat
saya belikan pantai, pantai saya kelola saya dapat keuntungan lagi, selain bisa
membangun perekonomian daerah, ini membantu pemerintah yang belum sampai
memikirkan destinasi wisata andalan di Lampung,” ungkap pria pemiliki Pantai
Wartawan ini. Dengan begitu, ia merasa transmigrasi tidak semata-mata tentang
perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, tapi juga bagaimana ikut
berkontribusi terhadap negara ini meski di tempat yang dulunya dianggap tidak
semaju Jawa.
“Kalau orang pada senang ke pantai ini,
otomatis ada banyak sektor yang harus diperhatikan, ya kuliner, ya kebersihan,
belum lagi kalau ada pembangunan cottage,
pegawai di bidang hospitaliti harus ada, itu diharap bisa meningkatkan
perekonomian masyarakat sekitar,” imbuhnya.
Betway Casino | The latest online sportsbook to be
BalasHapusBetway, one of the world's biggest names in 인천광역 출장샵 online betting, is poised 나주 출장마사지 to redefine its online gambling 제주 출장안마 brand with a bold 시흥 출장샵 new 창원 출장안마 take on sports betting.